Beranda | Artikel
Untukmu yang Ditinggal Orang Terkasih - Syaikh Ashim al-Qaryuti #NasehatUlama
Rabu, 12 Oktober 2022

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah—semoga Allah meridainya—
bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah Ta’ālā berfirman,
‘Tidak ada balasan yang layak di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman
ketika Aku mencabut nyawa orang yang dicintainya di dunia,
lalu ia mengharapkan pahala darinya kecuali (balasannya adalah) surga.’”

Hadis yang agung ini,
di mana Rasul Pemberi Petunjuk Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam mengabarkan dari Tuhannya,
dan ini di kalangan para ulama disebut dengan Hadis Qudsi,

yaitu kabar yang Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam riwayatkan dari Tuhannya
dengan sabda beliau, “Allah Ta’ālā berfirman, …,” atau yang semisalnya, yang diriwayatkan dari Tuhannya.

Hadis ini menjadi dalil yang agung
atas mulianya kedudukan sabar
ketika seseorang berpisah dengan orang yang dia kasihi karena kematian,

yang telah Allah Subẖānahu wa Ta’ālā pilih dia,
padahal dia memiliki hubungan yang kuat dengannya,
seperti ayah, ibu,
anak, suami, istri,
saudara, paman, atau teman.

Jika Allah ʿAzza wa Jalla mengambilnya karena telah tiba ajalnya,
kemudian seseorang mengharapkan pahala dari musibah itu,
serta bersabar dan tidak berkeluh kesah,
maka tiada balasan baginya melainkan surga.

Ini adalah dalil tentang keutamaan sabar yang agung.
Seseorang tidak akan diganjar karenanya kecuali dengan pahala yang agung,
sebagaimana hal tersebut dijelaskan oleh Nabi Pemberi Petunjuk Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.

Ada riwayat tentang keutamaan sabar dengan meninggalnya anak dalam hadis
dari Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam
dalam Musnad Ahmad dan selainnya dari hadis Abu Musa—semoga Allah meridainya—
bahwa Rasulullah Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ketika anak seorang hamba meninggal,
Allah Berfirman kepada para malaikat-Nya,
‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?’
Mereka menjawab, ‘Ya.’

Dia Berfirman, ‘Kalian telah mencabut nyawa buah hatinya?’
Mereka menjawab, ‘Ya.’
Dia Bertanya, ‘Lalu, apa yang hamba-Ku ucapkan?’
Mereka menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan mengucapkan Istirjāʿ.’

Lantas Allah Ta’ālā Berfirman,
‘Buatkan untuk hamba-Ku ini sebuah rumah di Surga,
dan namailah rumah itu dengan Baitul H̱amdi.’”

Hadis ini diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ahmad, dan selainnya,
dan sanadnya dihasankan oleh al-H̱āfiẓ Ibnu Hajar—semoga Allah merahmatinya.

Jadi, selamat kepada mereka yang kehilangan orang yang dikasihi lalu dia bersabar,
dan selamat kepada mereka yang kehilangan anaknya lalu dia bersabar,
karena dia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.

Ini adalah dalil agungnya kesabaran saat tertimpa musibah,
karena sabar sendiri mencakup sabar dalam ketaatan,
sabar menjauhi kemaksiatan,
dan sabar menjalani ketetapan Allah dan takdir-Nya.

Kita harus berusaha menjadi orang-orang yang sabar,
dengan tetap memuji-Nya dan ber-Istirjāʿ dengan mengucapkan (yang artinya):
“Sungguh, kita milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali.”

dan dengan memuji-Nya ketika ada musibah (yang artinya),
“Segala puji bagi Allah dalam semua keadaan.”
Saat terjadi musibah, jangan sampai kita murka,
meratap, mengeluh,
menampar-nampar pipi, merobek-robek baju,
atau berkabung ala berkabungnya orang-orang jahiliyah,

seperti yang dilakukan sebagian manusia.
Aku memohon kepada Allah Subẖānahu
agar menjadikan kita orang-orang yang sabar
dan menetapkan pahala untuk kita dan melipatgandakannya.
Semoga Allah limpahkan selawat dan salam untuk Nabi kita, Muhammad.

====

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

رَوَى الْإِمَامُ الْبُخَارِيُّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

يَقُولُ اللهُ تَعَالَى

مَا لِعَبْدِي الْمُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ

إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا

ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلَّا الْجَنَّةُ

هَذَا الْحَدِيثُ الْعَظِيمُ

الَّذِي يُخْبِرُهُ فِيهِ رَسُولُ الْهُدَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَبِّهِ

وَهَذَا يُسَمَّى عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ بِالْحَدِيثِ الْقُدْسِيِّ

وَهُوَ الَّذِي يَرْوِيهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ رَبِّهِ

وَفِيهِ يَقُولُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى أَوْ نَحوَ ذَلِكَ عَنْ رَبِّهِ

هَذَا الْحَدِيثُ يَدُلُّ دِلَالَةً عَظِيمَةً

عَلَى عِظَمِ الصَّبْرِ

إِذَا فَارَقَ الْإِنْسَانُ صَفِيَّهُ بِمَوْتٍ

اِخْتَارَهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

وَيَكُونُ ذَا صِلَةٍ مِنْهُ قَوِيَّةً

مِنْ أَبٍ أَوْ أُمٍّ

أَوْ وَلَدٍ أَوْ زَوْجٍ أَوْ زَوْجَةٍ

أَوْ أَخٍ أَوْ عَمٍّ أَوْ صَدِيقٍ

إِذَا أَخَذَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ وَجَاءَهُ الأَجَلُ

ثُمَّ احْتَسَبَ الْإِنْسَانُ فِي ذَلِكَ الْأَجْرَ

وَصَبَرَ وَلَمْ يَجْزَعْ

فَلَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

وَهَذَا دَلِيلٌ عَلَى عِظَمِ فَضْلِ الصَّبْرِ

وَهَلْ يُجَازَى الْإِنْسَانُ بِذَلِكَ إِلَّا بِالْأَجْرِ الْعَظِيمِ

كَمَا أَرْشَدَ إِلَى ذَلِكَ نَبِيُّ الْهُدَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَجَاءَ فِي فَضْلِ الصَّبْرِ عَلَى فَقْدِ الْوَلَدِ حَدِيثٌ

عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

فِي مُسْنَدِ أَحْمَدَ وَغَيْرِهِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ

قَالَ اللهُ تَعَالَى لِمَلَائِكَتِهِ

قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي؟

فَيَقُولُونَ: نَعَمْ

فَيَقُولُ: قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ؟

فَيَقُولُونَ: نَعَمْ

فَيَقُولُ: فَمَاذَا قَالَ عَبْدِي؟

فَيَقُولُونَ: حَمَدَكَ وَاسْتَرْجَعَ

فَيَقُولُ اللهُ تَعَالَى

ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ

رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَأَحْمَدُ وَغَيْرُهُمَا

وَحَسَّنَ إِسْنَادَهُ الْحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

فَهَنِيئًا لِمَنْ فَقَدَ حَبِيبَهُ وَصَبَرَ عَلَى ذَلِكَ

هَنِيئًا لِمَنْ فَقَدَ وَلَدَهُ وَصَبَرَ عَلَى ذَلِكَ

بِأَنْ يُبْنَى لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

وَهَذَا دَلِيلٌ عَلَى عِظَمِ الصَّبْرِ عِنْدَ الْمَصَائِبِ

إِذِ الصَّبْرُ صَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ

وَصَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ

وَصَبْرٌ عَلَى قَضَاءِ اللهِ وَقَدَرِهِ

حَرِيٌّ بِنَا أَنْ نَكُونَ مِنَ الصَّابِرِينَ

نَحْمَدُ اللهَ وَنَسْتَرْجِعُ بِقَوْلِنَا

إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

وَبِأَنْ نَقُولَ عِنْدَ الْمَصَائِبِ

الْحَمْدُ لِلهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

وَحَذَارِي مِنَ السَّخَطِ عِنْدَ الْمَصَائِبِ

وَمِنَ النِّيَاحَةِ وَالْجَزَعِ

وَمِنْ لَطْمِ الْخُدُودِ وَشَقِّ الْجُيُوبِ

وَمِنَ النَّعْيِ بِنَعْيِ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ

كَمَا يَفْعَلُ بَعْضُ النَّاسِ

أَسْأَلُ اللهَ سُبْحَانَهُ

أَنْ يَجْعَلَنَا مِنَ الصَّابِرِينَ

وَأَنْ يَكْتُبَ لَنَا أُجُوْرًا وَيُضَاعِفَهَا

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ


Artikel asli: https://nasehat.net/untukmu-yang-ditinggal-orang-terkasih-syaikh-ashim-al-qaryuti-nasehatulama/